Berikut Penjelasan Ilmuwan Mengenai Pluto Yang Akan Kembali Menjadi Planet

Jakarta - Pluto adalah salah satu planet kerdil (dwarf planet) yang sebelumnya dikeluarkan dari sistem Tata Surya yang mengelilingi matahari, pada tahun 2006. Kenapa Pluto tidak dianggap planet?

Pertanyaan ini terus menggelitik para ilmuwan yang kemudian terus berupaya untuk meriset, benarkah demikian. Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan ingin mengklasifikasikan kembali Pluto sebagai planet di Tata Surya.

Hal tersebut akhirnya menjadi kontroversi karena banyak ilmuwan yang menyetujui keputusan ini. Melansir NBC Information, Kamis (30/12/2021) Pluto pernah dianggap sebagai planet kesembilan tetapi International Astronomical Union (IAU) memutuskan sebuah planet harus berbentuk bulat seperti bola, mengorbit matahari dan secara gravitasi 'membersihkan' orbitnya dari objek lain.

Sedangkan Pluto hanya memenuhi dua kriteria world, maka statusnya word play here diturunkan. Hal inilah yang menyebabkan kenapa Pluto tidak dianggap planet. Sejak saat itu, banyak protes dilayangkan ilmuwan untuk memasukan Pluto ke dalam daftar planet Tata Surya.

Dalam protes terbarunya, mereka ingin mengklasifikasikan Pluto sebagai earth bersama dengan benda kosmik lainnya yang memenuhi definisi planet yang digunakan pada abad ke-16 lalu. Definisi abad ke-16 ini telah digunakan oleh banyak ahli di mana disebutkan bahwa planet adalah benda kosmik yang aktif secara geologis.

Sementara itu, tidak hanya Pluto saja tetapi beberapa objek di luar angkasa lainnya seperti asteroid Ceres, bulan Europa, serta Titan pun dianggap sebagai planet berdasarkan definisi tersebut.

"Kami pikir mungkin ada lebih dari 150 planet di tata surya kita (jika menggunakan definisi abad ke-16),"ujar penulis utama studi Pluto sebagai planet, Philip Metzger.


Riset ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan data dari pengamatan New Horizons NASA tahun 2015 yang menunjukkan temuan baru terkait status Pluto di dalam Tata Surya.

"Objek yang mirip dengan Pluto, seperti Eris dan Makemake, telah ditemukan pada tahun 2006, sehingga IAU merekayasa definisinya untuk mengecualikan mereka,"tutur Metzger.

Menurut dia, hal itu menyebabkan publik menganggap bahwa Bumi dan planet-planet lain sedikit istimewa, alih-alih meneliti lebih banyak objek yang dapat diklasifikasikan menjadi planet baru Metzger juga mengungkapkan, saat ini sudah banyak ilmuwan yang mengabaikan definisi dari IAU.

"Kami terus menyebut Pluto sebagai earth dalam studi kami, kami terus menyebut Titan dan Triton dan beberapa bulan lainnya dengan istilah 'planet'. Pada dasarnya, kami mengabaikan (definisi) IAU,"lanjutnya.

Di sisi lain, Metzger mengatakan kebanyakan sistem bintang memiliki beberapa earth besar yang mungkin diorbit oleh bulan-bulan besar, yang berputar sangat dekat dengan bintang mereka.

"Karena keragaman arsitektur planet yang kami temukan, kami pikir penting untuk memperbaiki definisinya saat ini,"kata Metzger.

Akan tetapi, tampaknya IAU enggan mengubah definisinya, dan kampanye untuk menjadikan Pluto sebagai earth kembali pun ditolak oleh mereka yang menyatakannya sebagai planet kerdil.

Hal ini pun didukung astronom Caltech Michael Brown yang mengatakan IAU membuat keputusan tepat dengan mengklasifikasikan Pluto sebagai planet kerdil.

Jean-Luc Margot, profesor dan astronom di University of California menambahkan, bahwa definisi IAU membantu studi tentang exoplanet, serta telah mengategorikan planet ini dengan sesuai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HRW Melaporkan Adanya Pelanggaran HAM yang di Sebabkan Oleh Kelompok Pemberontak Tigray di Ethiopia yang Membunuh Puluhan Warga Sipil

Polda Metro Jaya Periksa Manajer Tempat Hiburan Malam yang Langgar Prokes

Varian Omicron Lebih Mudah Menular tapi Mungkin Tak Menimbulkan Sakit Lebih Parah