Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Puncak Gunung Tertinggi di Swedia Makin Menyusut, Berikut Penjelasannya

Jakarta - Pengukuran baru dari para ilmuwan mengungkapkan bahwa Gunung Kebnekaise yang merupakan gunung tertinggi di Swedia mengalami pengerdilan dalam beberapa dekade terakhir ini. Pada tahun 1968, puncak Gunung Kebnekaise tercatat memiliki ketinggian 2.120 meter di atas permukaan laut (mdpl), kini tingginya jadi 2.094 mdpl. Dilansir dari Sciencealert, Seninn (23/8/2021), menyusutnya ketinggian Gunung Kebnekaise ini sudah diperkirakan oleh para ilmuwan sebelumnya. Ini terjadi karena pemanasan worldwide yang tidak juga berkurang. Para peneliti mengatakan puncak selatan Kebnekaise, yang lama terkenal sebagai titik tertinggi di Swedia, menyusut ke tingkat yang tidak terlihat dalam beberapa dekade. Puncak selatan gletser, yang disebut Sydtoppen, dulunya setinggi 2.120 mdpl dan terus mengalami penyusutan dalam beberapa dekade. Pada tahun 1996, puncak selatan mencapai ketinggian 2.118 mdpl dan terus turun menjadi 2.110 mdpl pada tahun 1998. Pada tahun 2011, kembali turun me

Bagaimana Ular Mempunyai Taring Yang Berbisa?

Jakarta - Ular berbisa menjadi salah satu hewan yang ditakuti karena memiliki kombinasi taring, serta racun yang dapat melukai spesies lain. Namun terlepas dari itu, keberadaan taring yang tersebar luas pada ular masih menimbulkan teka-teka evolusi. Bagaimana makhluk tersebut dapat mengembangkan taring berbisanya? Sebuah studi baru word play here menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi. "Studi kami menjawab mengapa gigi ular berubah menjadi taring yang menyuntikkan bisa beracun,"kata Dr Alessandro Palci, penulis utama dari Flinders University, Australia. Mengutip IFL Science, Jumat (13/8/2021) untuk mengetahui jawaban tersebut, dalam studinya, peneliti mempelajari gigi atau taring dari banyak spesies ular, baik yang masih hidup maupun sudah punah. Peneliti mencari fitur atau bagian yang dikenal sebagai plicidentine dalam studi untuk mencari asal muasal taring ular berbisa. Penelitian yang dipublikasikan di Process of the Royal Society B menunjukkan kalau pli

Kisah Seorang Ilmuan yang Membunuh Planet Pluto 15 Tahun Lalu

Jakarta -  Tepat 15 tahun lalu, Pluto kehilangan gelarnya sebagai planet. Inilah orang yang bertanggung jawab 'membunuh' reputasi Pluto. Pada Agustus 2005, International Astronomical Union (IAU) mencabut gelar Pluto sebagai planet. Statusnya sejak saat itu hanyalah planet kerdil. Padahal selama puluhan tahun, Pluto dikenal sebagai world paling ujung di tata surya kita. Dilansir dari News.com Australia, Senin (2/8/2021), sejarah Pluto dimulai dari pengumuman resmi pada 18 Februari 1930 oleh astronomer Clyde Tombaugh dari Lowell Observatory di Flagstaff, Arizona, AS. Tombaugh yang baru berusia 23 tahun saat itu, menemukan World X yang menjadi world kesembilan di tata surya. Nama Pluto diberikan oleh Venetia Burney, anak dari Inggris berusia 11 tahun yang ikut lomba menamai Earth X. Dia mengusulkan nama Dewa Pluto dari mitologi Romawi, yang merupakan Dewa Alam Kematian yang cocok dengan sifat Pluto yang gelap dan dingin. 76 Tahun lamanya Pluto menjadi earth kesembilan dan begitu l