Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Menjelajahi Gurun di Timur Yaman Dan Melakukan Ekspedisi di Sumur Neraka Penjara Para Jin

Jakarta - Untuk kali pertama, akhirnya tim penjelajah goa melakukan ekspedisi ke Sumur Neraka yang berada di Yaman timur. Tim penjelajah goa dari Oman menjadi orang-orang pertama yang melakukan ekspedisi ke Sumur Neraka misterius ini pada 15 September lalu. Disebut sebagai 'Well of Hell', adalah sebuah lubang yang sangat besar di bawah kawasan gurun yang tandus di Yaman. Dilansir dari BBC, Jumat (24/9/2021), Well of Heck atau Sumur Neraka di Yaman ini adalah sebuah keajaiban alam yang telah lama dijauhi oleh masyarakat setempat. Tempat ini dianggap mengerikan bagi masyarakat lokal di wilayah tersebut. Kengerian yang menyelimuti lubang besar ini bukan tanpa alasan. Sebab, Sumur Neraka memiliki lubang yang sangat besar dengan lebar sekitar 30 meter dan kedalaman hingga 112 meter. Selama berabad-abad, Sumur Neraka ini telah menjadi misteri bagi masyarakat Yaman, terutama mereka yang tinggal tak jauh dari lokasi lubang ini. Seperti dilansir South China Morning Blog P

Mengetahui Apa Itu Badai Matahari? Kapan Dan Bagaimana Itu Terjadi?

Jakarta - Badai Matahari adalah lonjakan pelepasan energi Matahari melalui titik-titik tertentu akibat terjadinya gangguan magnetik seiring tidak seragamnya kecepatan rotasi bagian-bagian permukaan Matahari dan antara permukaan dengan indoor Matahari Ketidakseragaman ini menyebabkan garis-garis gaya magnetik Matahari bisa saling berbelit, terpuntir dan membentuk busur yang menjulur keluar dari fotosfera. Busur tersebut memerangkap plasma Matahari. Pada satu saat busur ini akan putus dan menghasilkan dua fenomena. 1. Fenomena flare Matahari Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan, fenomena yang pertama yang terjadi akibat busur memerangkap plasma Matahari adalah kilatan atau flare Matahari. Flare Matahari ini merupakan proses pelepasan energi yang bisa disetarakan dengan kilatan cahaya pada las busur listrik. 2. Pelepasan Massa Korona (PMK) Selanjutnya, untuk fenomena yang kedua adalah pelepasan massa korona (PMK). Marufin menjelaskan, PMK merupakan ke

Malam Ini Akan Ada 3 Fenomena Dilangit, Berikut Selengkapnya

Jakarta - Mulai petang ini akan ada tiga fenomena sekaligus yang menghiasi langit malam Indonesia. Ketiga fenomena tersebut adalah puncak hujan meteor Perseid September, konjungsi Bulan dan Merkurius, Merkurius di titik tertinggi ketika senja. Berikut penjelasannya dan cata menyaksikannya. 1. Puncak hujan meteor Perseid September Perseid September adalah hujan meteor yang titik radian atau asal kemunculan meteornya terletak di konstelasi Perseus. Peneliti di Pusat Riset Sains Antariksa BRIN, Andi Pangerang mengatakan, puncak hujan meteor Perseid Spetember ini memiliki perbedaan yang jelas dibandingkan dengan Perseid Agustus. Perbedaannya dengan hujan meteor Perseid pada bulan Agustus silam adalah, Perseid September terbentuk dari sisa debu komet berperiode lama yang belum diketahui dan diduga mengorbit Matahari selama ribuan tahun dengan arah yang berlawanan, sedangkan Perseid berasal dari komet Swift-Tuttle. Diketahui bahwa hujan meteor ini pertama kali diamati oleh G

Para Ahli Mengigatkan Jika Kenaikan Air Laut Lebih Ekstrem di Seluruh Dunia di Akhir Abad Ini

Jakarta - Para ahli dunia menyatakan, bahwa ada potensi kenaikan permukaan laut yang lebih ekstrem, yang akan semakin sering terjadi di akhir abad ini di seluruh dunia. Potensi risiko kenaikan permukaan laut yang lebih esktrem ini, akibat dari meningkatnya suhu bumi. Pada sebuah penelitian terbaru yang terbit dalam jurnal Nature Environment Modification edisi 30 Agustus 2021, memprediksikan bahwa akibat meningkatnya suhu bumi, kenaikan permukaan laut yang ekstrem di sepanjang garis pantai di seluruh dunia akan terjadi 100 kali lebih sering pada akhir abad ini. Hal itu diprediksi bakal terjadi di setengah dari 7.283 lokasi yang dijadikan penelitian. Kendati para peneliti mengatakan ada banyak ketidakpastian mengenai iklim di masa depan, hasil penelitian ini sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan, pada awalnya naiknya permukaan laut ekstrem sebagai dampak dari kenaikan suhu bumi ini diprediksikan terjadi setiap 100 tahun sekali. Dan kini akan lebih sering terjadi, h