Tanggapan BMKG Terkait Kabar Hoaks Gelombang Panas Melanda Indonesia, Berikut Selengkapnya
Jakarta - Sebuah pesan berantai mengenai gelombang panas sedang melanda negara Indonesia kembali muncul. Disebutkan bahwa kini cuaca sangat panas, suhu pada siang hari bisa mencapai 40 derajat celcius dan masyarakat dianjurkan untuk menghindari minum es atau air dingin.
Menanggapi isu yang beredar tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa itu adalah berita palsu atau tidak benar alias hoaks. BMKG pun menjelaskan penyebab sebenarnya dari suhu panas yang dialami Indonesia saat ini.
Bukan gelombang panas
Pelaksana tugas Deputi Bidang Klimatologi, Urip Haryoko mengatakan,
kondisi suhu panas dan terik yang saat ini terjadi tidak bisa dikatakan
sebagai gelombang panas. Gelombang panas umumnya terjadi berkaitan
dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu
lokasi secara persisten dalam beberapa hari.
Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari
atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan
dan suhunya meningkat. Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan
aliran udara dari daerah lain masuk ke location tersebut.
Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu location, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut. Selain itu, gelombang panas hanya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi, sehingga tidak mungkin terjadi di wilayah Indonesia yang terletak di wilayah ekuator.
Gelombang
panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca
(suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima
hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia
atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.
Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu
maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari
berturut-turut. "Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang
rata-ratanya dan tidak berlangsung lama, maka tidak dikatakan sebagai
gelombang panas,"jelasnya.
Penyebab suhu panas di Indonesia
Urip mengatakan, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Akibatnya, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya. Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
Tercatat suhu lebih dari 36 ° C terjadi di Medan, Delicatessen Serdang, Jatiwangi, dan Semarang pada catatan meteorologis tanggal 14 Oktober 2021.
Komentar
Posting Komentar