Postingan

Penjelasan Gempa Yang Terjadi di Banten Dan Sukabumi Apakah Berkaitan? Berikut Penjelasannya

Jakarta - Setelah heboh pada Jumat (14/1/2022) gempa mengguncang wilayah Banten. Hari ini pada pukul 07.25 WIB, gempa mengguncang wilayah Sukabumi dengan kekuatan M 5,4. Lalu, apakah kedua gempa ini berkaitan? Menjawab pertanyaan itu, Gayatri Indah Marliyani, pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM angkat bicara. Gayatri menjelaskan bahwa kedua gempa yang terjadi pekan ini di sekitar Banten dan Sukabumi tidak berkaitan. "Gempa pagi ini lokasinya cukup juah dari lokasi gempa Banten beberapa hari lalu,"kata Gayatri kepada wartawan, Senin (17/1/2022). Untuk diketahui, berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 7,55 ° LS; 105,83 ° BT. Lokasi tepatnya berada di laut pada jarak 100 kilometres arah Barat Daya Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 42 km. Sedangkan gempa bumi tektonik yang mengguncang Bant

Berikut Penjelasan Ilmuwan Mengenai Pluto Yang Akan Kembali Menjadi Planet

Jakarta - Pluto adalah salah satu planet kerdil (dwarf planet) yang sebelumnya dikeluarkan dari sistem Tata Surya yang mengelilingi matahari, pada tahun 2006. Kenapa Pluto tidak dianggap planet? Pertanyaan ini terus menggelitik para ilmuwan yang kemudian terus berupaya untuk meriset, benarkah demikian. Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan ingin mengklasifikasikan kembali Pluto sebagai planet di Tata Surya. Hal tersebut akhirnya menjadi kontroversi karena banyak ilmuwan yang menyetujui keputusan ini. Melansir NBC Information, Kamis (30/12/2021) Pluto pernah dianggap sebagai planet kesembilan tetapi International Astronomical Union (IAU) memutuskan sebuah planet harus berbentuk bulat seperti bola, mengorbit matahari dan secara gravitasi 'membersihkan' orbitnya dari objek lain. Sedangkan Pluto hanya memenuhi dua kriteria world, maka statusnya word play here diturunkan. Hal inilah yang menyebabkan kenapa Pluto tidak dianggap planet. Sejak saat itu, banyak protes dilayangka

Polda Metro Jaya Periksa Manajer Tempat Hiburan Malam yang Langgar Prokes

Jakarta -  Penyidik Polda Metro Jaya memeriksa seorang manajer tempat hiburan malam yang dirazia polisi akhir pekan kemarin. Dia diperiksa sebab tempat hiburan yang dikelolanya menyalahi aturan protokol kesehatan (prokes). "Penertiban beberapa tempat hiburan dalam rangka prokes yang Polda Metro Jaya lakukan hari libur kemarin dan kami lakukan pemeriksaan terhadap manajer," kata Kabid Humas Polda City Jaya Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan, Senin (20/12). Selain pemeriksaan terhadap manajer tempat hiburan malam tersebut, petugas keamanan yang berjaga juga sempat diamankan polisi. Dia diperiksa karena berusaha menghalangi petugas saat akan melakukan razia di tempat kerjanya. "Ada penghalangan oleh safety and security, jadi security diamankan polisi kami minta keterangan mereka," tambah Zulpan. Tempat hiburan malam tersebut diduga melanggar protokol kesehatan. Salah satunya tidak menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada para pengunjung. "Saat di

HRW Melaporkan Adanya Pelanggaran HAM yang di Sebabkan Oleh Kelompok Pemberontak Tigray di Ethiopia yang Membunuh Puluhan Warga Sipil

Tigray -  Pemberontak Tigray yang melawan pasukan pemerintah Ethiopia mengeksekusi puluhan warga sipil di dunia kota yang mereka kuasai pada Agustus dan September, menurut Human rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan pada Jumat, menambah daftar dugaan pelanggaran yang dilakukan pasukan tersebut sejak perang dipil di Ethiopia mulai 14 bulan lalu. HRW menyampaikan, para pemberontak itu mengeksekusi 49 orang di desa Chenna dan kota Kobo di wilayah Amhara antara 31 Agustus dan 9 September. Laporan menemukan, di Chenna, dalam rentang lima hari, pemberontak Tigray membunuh 26 warga sipil dalam 15 kesempatan sebelum meninggalkan desa itu pada 4 September. Mereka yang dibunuh termasuk petani, kakek nenek dan penduduk yang menolak menyembelih hewan ternak mereka untuk para pemberontak. Dikutip dari The New york city Times, Senin (13/12), penduduk juga mengatakan kepada HRW mereka dipaksa tinggal di rumah mereka bersama pasukan Tigray,  bahkan ketika pemberontak menembak dan menerima tembakan

Varian Omicron Lebih Mudah Menular tapi Mungkin Tak Menimbulkan Sakit Lebih Parah

Jakarta -  Presiden Afrika Selatan menyampaikan pada Senin, infection Covid-19 menyebar lebih cepat daripada sebelumnya di Afrika Selatan, tapi ada indikasi awal Omicon dapat menyebabkan yang kurang parah dibandingkan varian lainnya. Para peneliti di kompleks rumah sakit utama di Pretoria melaporkan, tingkat keparahan pasien mereka jauh lebih rendah dibanding pasien yang mereka rawat sebelumnya, dan rumah sakit lainnya juga melihat tren yang sama. Faktanya, kata mereka, sebagian besar pasien Covid mereka dirawat karena alasan lain dan tidak memiliki gejala Covid. Namun para ilmuwan memperingatkan, varian Omicron baru ditemukan bulan lalu, dan lebih banyak penelitian dibutuhkan sebelum menyampaikan banyak hal tentang varian ini dengan penuh percaya diri. Terlepas dari itu, dampak sebenarnya infection corona tidak selalu dirasakan langsung, dengan rawat inap dan kematian sering tertinggal jauh di belakang wabah awal. Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Bloomberg Universitas

Sebuah Laporan Ilmiah JIka Manusia Tidak Menyadari Matahari Menghilang, Berikut Selengkapnya

Jakarta - Sebuat riset ilmiah menyatakan manusia tak menyadari bahwa manusia dan semua penduduk bumi tak akan menyadari jika matahari menghilang. Laporan riset ini ternyata memicu kepanikan di kalangan netizen dan keprihatinan dan kecemasan tentang fenomena tersebut. Seperti dilansir dari Daily Star Kamis, (30/11/2021), laporan yang dirilis majalah New Scientist mengklaim bahwa jika Matahari menghilang, bumi akan mengapung dan 'melayang' di luar angkasa. Namun penduduk bumi diklaim tidak menghadapi kegelapan selama delapan menit, yang merupakan periode waktu yang dibutuhkan cahaya Matahari untuk mencapai bumi ini. Laporan tersebut memicu kekhawatiran bahwa manusia tidak akan menyadari hilangnya matahari selama periode waktu itu, sebaliknya bumi akan terus mengapung di luar angkasa. Bahkan selebriti media sosial dari Inggris, LittlestChicken, berbagi pandangannya tentang laporan yang menambah kekhawatiran publik. "Laporan tersebut mengklaim bahwa jika Matahar

Usai Kelurakan Suara Gemuruh, Para Ahli Khawatirkan Letusan di Taman Yellowstone Setara 1.000 bom Atom Hiroshima

Jakarta -  Sekelompok ahli mengeluarkan peringatan tentang gunung berapi aktif di Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat (AS) usai mengeluarkan suara gemuruh. Ahli khawatir letusan itu jadi bencana besar bagi manusia. Seperti dilansir dari Daily Celebrity Selasa (23/11/2021), menurut laporan yang ditayangkan dalam movie dokumenter di televisi Network 5, gunung berapi tersebut memiliki potensi kekuatan setara dengan 1.000 bom atom yang pernah diledakkan di Hiroshima. Hal ini juga diprediksi akan menghasilkan 'zona kehancuran' 10 juta kali lebih buruk daripada serangan 9/11/2021. Para ahli khawatir jika gunung berapi meletus, letusan besar akan menyebabkan kerusakan alam dalam sejarah peradaban contemporary. Jika meletus, abu yang dilepaskan akan menutupi sebagian besar AS termasuk kota-kota seperti Seattle dan New york city. Letusannya sendiri bahkan bisa mencapai degree tujuh negara bagian di AS. Badai abu vulkanik yang bersuhu hingga 400 derajat Celcius i